Saat melihat ayahnya, Ricky langsung berhambur ke dalam pelukan singkat yang sering dipanggil CEO Wang. Ia tersenyum lebar, rambutnya yang halus dielus penuh kasih sayang. “Rambutmu, makin panjang ya?”
“Bagus nggak? I thought this hairstyle fit me..”
“Bagus! You look… just like me and your mom combined? Biasanya kan 90% gen baba!” Hedi tertawa dengan putranya yang sudah cukup lama tak dia rangkul seperti sekarang. Kemudian rangkulannya turun saat menyadari ada orang lain selain putranya yang menyambut kedatangannya hari ini.
“Ini Song Gyuvin!” Ricky bersuara, “and Gyuvin, this is my Baba!”
Damn Ricky why you didn’t tell me that your baba is THE Wang Hedi?! Sekarang Gyuvin masih melongo. Kemudian dia tersadar, dan segera memperkenalkan diri.
“Song Gyuvin,” Gyuvin menawarkan jabat tangan dan tentu dibalas. Dari sudut pandang Gyuvin, Tuan Wang seperti menatap dia layaknya mangsa. Gyuvin takut sedikit, tapi tak setakut itu ketika mata tajam Hedi berhenti bergerak dari atas kebawah dan menatap maniknya saja. Cukup lama Hedi memperhatikan wajah laki-laki yang disukai putranya. “Kayak familiar..” gumamnya.
“Are you perhaps, Mr. Song Kang’s Son?”
Gyuvin mengangguk cepat, “yes… he’s my father.”
“Tuh kan mao, beneran familiar! Ini baba kenal sama babanya si Qubing!” Kali ini Hedi berbicara dengan bahasa mandarin yang tentu Gyuvin tidak mengerti. Yang dia pahami hanya saat namanya disebut dengan aksen kental milik Hedi. Dia bisa melihat ekspresi Ricky yang melipat tangan di dada. Memasang ekspresi tak habis pikir.
“You look just like him!” Hedi memuji. “Good genes.”
Gyuvin bingung. Ini balas thank you atau tertawa karir saja ya?
“Don’t be like that. Just be yourself okay, Gyuvin?” Hedi menenangkan teman anaknya. “How’s your dad?”
Kemudian dari satu pertanyaan terbuka itu, Hedi mengetahui dia dan Gyuvin cukup cocok. Mulai dari pandangan politik sampai dengan makanan yang mereka sukai. Obrolan keduanya bahkan membuat Ricky Wang, putra dari Wang Hedi menghela napas. Karena saat berangkat tadi dia ada di kursi penumpang bagian belakang, tapi kenapa dia sekarang ada di samping pak Shin?!
Dari depan, Ricky bisa mendengar pembicaraan mereka. Kali ini ayahnya menanyakan bisnis keluarga Gyuvin berjalan seperti apa dan bagaimana. Huft, Ricky sebal sedikit. Sedikit, karena dia juga beryukur sepertinya pernikahan adat korea dan china itu bisa diberlangsungkan jika mereka akrab begini.
“Maomao, lapar nggak?” Tanya Hedi dari belakang.
Ricky reflek menoleh dengan senyum lebar, “laper! I want to eat something good.”
“Kalau gitu, kita makan malam dulu, ya?”
“YAY!”