Reminder
Semua yang ada di dunia Teenage Dream hanyalah fiksi!
Trigger Warning:
NO BETA WE DIE LIKE MEN, Boypussy!Ricky, BigD!Gyuvin, Canon!AU, Gyubrik date in LA, Mentioned Local Porn words, Clit Play, Teasing, Water Sports, Overstimulation, Blow Jobs, Vaginal eating, Oral Sex, Cum in Mouth, No after-care but Gyuvin surely care
“Card declined? How come?”
Shen Ricky sudah dua kali mencoba pembayaran wireless dengan kartu yang berbeda diatas sebuah alat yang pelayan bawakan untuknya. Ricky yakin betul bahwa di rekening-nya masih sangat banyak uang. Bahkan limit Kartu Kreditnya juga masih banyak karena baru saja dibayarkan oleh si Mami.
Duh, Ricky jadinya keringet dingin. Dihadapannya ada kekasihnya, yang sedari tadi melihatnya dengan tatapan bingung campur khawatir. Kim Gyuvin, kekasihnya, bahkan sudah mulai mengeluarkan kartunya tanpa diminta!
Ricky malu banget. Padahal dia yang ngide mau ke restoran ternama di Los Angeles yang mahalnya bukan main. Dia juga yang berjanji untuk traktir Gyuvin sepuasnya sampai yang lebih muda beli banyak sekali makanan. Tapi malah berakhir nggak bisa. Sampai pelayan itu akhirnya menoleh kearah Gyuvin, “I think your boyfriend want to pay it for you.”
Si Kucing melotot, menggeleng beberapakali kepada Gyuvin untuk jangan menggantikannya karena dia masih punya beberapa kartu. Tetapi Gyuvin juga nggak mau kelamaan ditatap sama pelayan ini. Dia jadi merasa tIdak ada rasa tanggung jawab; kalau membiarkan pacarnya kebingungan karena kartu-kartunya tidak bekerja.
What a gentleman, Kim Gyuvin!
Sebetulnya saat membayarkan total $338, Kim Gyuvin merasa biasa saja. Tidak ada rasa kecewa, ataupun rasa lain yang negatif. Tetapi melihat raut wajah kekasihnya yang merona karena malu, pria itu jadi ingin usil. Ia menyalakan kamera di ponselnya, lalu berbicara, “Kamu sengaja ya, ajak aku kesini, karena tau kartu kamu nggak bisa terus aku yang bayar. Sebanyak ini, aku yang bayar.”
Gyuvin memberikan penekanan di kalimat terakhirnya. Ricky seperti salah tingkah saat mendengar perkataan yang lebih muda. “Enggak! Serius, aku beneran ngga tau kartuku gak bisa.”
“Halah, kamu pasti tau kartumu ngga bisa.”
“Aku nggak tauuuu!”
Kim Gyuvin terkekeh gemas atas reaksi frustasi Shen Ricky, “Ini aku bayar karena kamu loh.” Katanya sambil menunjukkan kartunya kehadapan kamera. Dia bahkan tidak takut untuk menunjukkannya kepada publik. Kemudian Gyuvin menerima struk pembelian dari pelayan yang diperuntukkan kepadanya. “$338… wow.”
“Duh, Iya nanti aku transfer…”
Kamera diarahkan ke Ricky dan jujur Gyuvin tidak berhenti tertawa karena melihat respon kekasihnya yang diluar dugaan. Ricky berpose manja dengan cantik dan membuat jantung Gyuvin rasanya berdebar dengan cepat. Cantik.. cantik banget pacarku. Gyuvin rasanya ingin memuji Ricky detik ini juga. Ingin mencium pipinya yang seputih susu dan mungkin menggendongnya pulang. Tetapi, si Virgo menahan seluruh intrusive thoughtsnya. Mengubur dalam-dalam, bersikap normal dan kemudian mematikan kameranya.
“Habis ini kamu mau kemana, sayang?”
“I think i just want to go back…” Si cantik memberikan jawaban yang diinginkan Gyuvin, “pengen rebahan aja.” Lanjut Ricky sambil menopang wajahnya yang bersih dengan sebelah tangan. Rasanya Gyuvin tenggelam dalam tatapaan Ricky kepadanya, “Gyuvin? Ayo?”
“Oh iya iya, ayo.”
Saat menutup pintu kamar hotel yang akan menjadi tempat mereka bermalam, Gyuvin langsung memeluk pinggang ramping kekasihnya yang sedang merapikan sepatu mereka. Ricky yang terkesiap langsung berbalik dan mendapatkan hadiah lain dari Gyuvin untuk hari ini, yaitu sebuah kecupan singkat yang manis pads bibirnya serta dahinya. “Sorry.”
Gyuvin menggeleng, “It’s okay. Kan aku yang mau.” Ia perlahan maju dengan pinggang Ricky yang masih di peluk, membuat si cantik mulai berjalan mundur kebelakang. Saat merasakan ruang lebih luas, Gyuvin kemudian langsung menggendong kekasihnya seperti pengantin baru dan sempat-sempatnya memutar badannya. Ricky jadi terombang-ambing dengan angin kecil dan membuat si Kucing harus mengalungkan kedua tangannya ke leher Gyuvin lebih erat lagi. “Kim Qubing! Put me down!”
Disaat Ricky panik, Gyuvin tentu tertawa puas dan akhirnya berhenti. Dia pun pusing juga. Ricky kemudian turun sendiri dan mendengus kesal, “untung makannya udah daritadi! Kalau enggak sekarang pasti aku udah mual. Mana rambut aku, jadi berantakan!”
“I like it more when you’re messier, wetter.”
Wajah Ricky langsung merah merona mendengar kalimat seduktif dari yang lebih muda. Dengan jemari yang masih ada di pinggangnya, Gyuvin mulai mengeluarkan kemeja hitam Ricky dari celananya dan mendekat kearahnya. Gyuvin mulai mendominasi dengan menangkup wajah cantik Ricky dan melumat belah bibirnya yang lembab. Pinggang ramping itu dia remat, seolah tak ada hari esok dengan menelusup kemejanya.
Katanya, kucing bernyawa sembilan karena itu mereka jadi lebih berani. Walau Ricky tak memiliki nyawa sebanyak itu, tetapi dia juga sama beraninya dengan hewan berbulu yang selalu dimiripkan dengannya itu. Dengan mata yang dimabuk oleh nafsu dia berusaha membuka celana panjang Gyuvin sambil menahan tubuhnya yang tiba-tiba direbahkan diatas kasur.
Dengan bibir yang semakin merekah karena bercumbu, Ricky terlihat berantakan dan begitu menggoda. Rambut hitamnya yang berkeringat membuat Gyuvin semakin ingin meneruskan kegiatan mereka, namun sebelum itu, dia tersadar oleh sesuatu. “Kucing nakal, udah buka-buka celana aja kamu.”
Ricky berusaha bernapas dengan baik paska cumbuan itu. Ia mendesis lembut, “Qubing..” dan membuat yang lebih muda semakin bergairah dengan kedua kaki Ricky yang mulai naik dan kedua pahanya terbuka lebar. Gyuvin kemudian membuka resleting Ricky dan menarik celananya kearah bawah. Menyisakan celana dalam si cantik yang sudah mulai basah karena perlakuan si Virgo.
“Gitu doang udah becek, ky?” Tanya Gyuvin sambil menyuruh Ricky untuk mundur mendekati headboard kasur. Di saat Ricky mulai membuka kancing kemeja miliknya satu persatu, Gyuvin juga melepaskan celananya secara mandiri, “sini sayang, ketemu kesukaan kamu.” Kata Gyuvin sambil ngeluarin kontolnya yang sudah ingin mencuat daritadi. Biasanya, Gyuvin itu selalu lamotin Ricky dulu sampai si cantik kelojotan dan kencing-kencing.
Tapi kali ini Gyuvin berubah pikiran mendadak, ketika melihat kekasihnya yang mulai merangkak kearahnya dengan wajah paling menggoda sedunia. Wajah Ricky ditangkup oleh Gyuvin dan dielus pelan, dengan sengaja dia juga menampar wajah yang lebih tua dengan kontolnya sambil tersenyum bangga. Jempol Gyuvin langsung masuk ke bibir si Cantik sambil elas elus belah bibir manis itu. “Bisa ‘kan sayang? Enakinnya?”
Ricky mengangguk, dia dengan sigap mengurut batang kontol Gyuvin perlahan dengan jemarinya yang ramping. Dia juga sesekali menjilat pre-cum pada bagian kepala-nya hingga membuat Gyuvin mendesis. Dirasa sudah cukup tegang, Ricky membuka mulutnya dan berhasil memasukkan setengah bagian kontol Gyuvin ke dalam mulutnya yang hangat. Tangan miliknya yang lain mulai bermain dengan kedua bola kembar Gyuvin, dengan memijat-mijatnya perlahan.
Gyuvin merasa dia adalah orang paling beruntung di dunia, untuk memiliki seorang kekasih paket lengkap seperti Ricky. Si cantik begitu lihai memainkan lidahnya dan mengulum lebih dalam, membuat Gyuvin begitu dipuaskan. Namun masih kurang cepat. Hingga tangan yang lebih muda kini ada dibelakang kepala Ricky, menekan lehernya untuk memperdalam kuluman lembutnya dan Gyuvin juga memaju mundurkan pinggulnya pada mulut Ricky demi mengejar putihnya.
Hentak demi hentak Gyuvin lakukan kepada Ricky yang sekarang sudah seperti kehilangan akal. Sebab Ricky yang biasanya mengoceh dan protes kini terbungkam oleh milik kekasihnya. Ricky hanya bisa meremat paha Gyuvin sebagai tanda dia membutuhkan napas, suara tabrakan antara kepala kontol Gyuvin dan langit-langit Ricky menimbul kan suara Gok, gok, berulang dan liur si cantik yang mulai menetes.
“Enak banget sayang, tahan sebentar..” kata Gyuvin sambil menahan kepala Ricky untuk menembak semennya di dalam mulut Ricky. Saat mencapai pelepasannya, Gyuvin yang lega langsung mengeluarkan miliknya dari mulut yang lebih tua. “Telan pejunya sayang, kamu kan pinter.”
Ditelannya semen Gyuvin oleh Ricky membuat si dominan bangga dan menepuk-nepuk pipi Ricky. Ia kemudian menggendong Ricky untuk memosisikan diri dengan benar dan berbaring. “Aku tau kamu capek, hari ini, kita oral aja ya?”
Ricky pikir ini berarti permainan usai disini, memeknya nggak ada yang urus. Sebetulnya dia mau protes banyak pada kekasihnya itu, sebelum sebuah tangan besar mendekati bagian bawahnya dan dua jari mulai bermain-main disana. Ricky mendesah lemah ketika Gyuvin merapatkan diri dan membuka labia-nya.
Ricky mengerang, karena memeknya betulan gatal butuh pelampiasan. “Qubing.. memek aku gatel banget mau digarukkin..” Ia mulai memohon dengan mengarahkan tangan Gyuvin ke arah memeknya bagian bawah dan si kucing bersurai hitam merengek kembali, “ayo bing.. kobelin hngh.. gatel banget! Mau digarukin memeknya!”
“Sabar, aku aja tadi nggak sedemanding ini, lho?”
Sebelum tuan putri nya makin berisik, Gyuvin beraksi dengan mengocok memek kekasihnya dengan kecepatan tinggi sampai kedua paha Ricky terbuka dan tertutup bersamaan. Dia meremat atasan Gyuvin yang masih dikenakan sambil meracau enak, enak, enak.
Lendir bening dari miliknya keluar perlahan menunjukkan bahwa Ricky sangat menikmati ini sampai mengeluarkan pelumas alami. Dua jari Gyuvin menelesak masuk begitu mudah dan mulai merojok dalam. Baru beberapakali gerakan, Ricky langsung bucat cukup banyak. Menyemburkan cairan nikmat dan membuat Gyuvin tersenyum.
Gyuvin berpindah posisi jadi diantara paha mulus seputih susu milik kekasihnya. Hal ini dilakukan demi memberikan Ricky rasa adil. Ricky sudah memakan miliknya, sudah seharusnya Gyuvin melakukan hal yang sama. Lidah hangat Gyuvin menyapa permukaan memek Ricky yang memerah dan berkedut karena baru saja squirts. Ricky menggeliat, berusaha menutup kedua pahanya namun tertahan oleh kepala Gyuvin.
Klitoris Ricky dia lumat, membuat perut Ricky menghangat tanpa sebab dan semakin berkedut. Rambut Gyuvin diremas oleh Ricky dan desahan merdunya melolong di ruangan. Ricky pikir dia akan bucat lagi. Gyuvin adalah pelumat yang hebat. Ricky tak akan denial soal itu.
Kedua paha Ricky bergetar karena kenikmatan yang diberikan pacarnya, memeknya juga makin banjir saat lidah Gyuvin kini memasukki liangnya dan bermain-main disana. Jari Gyuvin yang terbebas menekan-nekan itil Ricky. Yang lebih tua pada akhirnya menyemburkan cairannya untuk kedua kali dengan dada yang naik turun karena orgasme hebat. “Keren sayang, memeknya bisa banjir-banjir” puji Gyuvin sambil memainkan bagian labia Ricky dengan jari. Bahkan masih ada air yang keluar dari sana.
“Caaa…pek…”
“Tidur yuk, sayang.”