Trigger Warning: PWP (Porn Without Plot), Explicit Sexual Content, Explicit Languages, Boypussy!Ricky, BigD!Gyuvin, Masturbating, Feminization, Sex with Consent, Local Profanities, Dirty Talk, Oral Sex/Cunninglingus, Clit Play, Death dove: Do Not Eat, Slut shaming, Fingering, Breeding Kink, Overstimulation, Hand Job, Blow Job, Clothed Sex, Unprotected Sex, Praise Kink, Nipple play, Dacryphilia, Creampie, Belly Bulge.
Ricky Shen bangun dengan perasaan tidak nyaman pada bagian bawah yang terasa lembab dan basah. Ia melirik kearah jam digital yang ada di nakas kamarnya, pukul dua pagi. Maka mencobalah dia untuk menutup mata sekali lagi, dia harus tidur kembali bagaimanapun caranya.
Tapi rasa tidak nyaman itu tetap disana. Dia menelusupkan jemari ke dalam celananya untuk mengetahui seberapa lembab dibawah sana dan benar saja. Ricky sebasah itu.
Dia kini menoleh kearah kekasihnya yang sedang tidur. Dia ingat betul Kim Gyuvin membersihkan bekas kegiatan panas mereka tadi malam. Bahkan pria itu sempat mengganti sprei disaat Ricky diminta untuk tiduran saja di sofa setelah mandi karena Gyuvin berpikir pacar cantiknya itu pasti kelelahan.
Tapi kenapa masih basah ya?
“Gyuvin…” Ricky berbisik. “Kamu.. bangun… nggak…” lelaki kelahiran Mei itu bergumam sekarang. Berharap Kim Gyuvin akan begitu peka untuk membuka mata. Tapi sayang, Gyuvin sekarang tertidur pulas dengan kaos tanpa lengan yang menunjukan bisepnya.
Ricky menghela napas. Ia meraba-raba kemaluannya dari luar, hanya kain celana dalam sekaligus kain celana pendeknya yang kini menjadi penghalang antara jemarinya bertemu dengan labia Ricky yang basah. Ia menekan-nekan, membuat pergerakan naik turun dengan empat jari dan mulai membayangkan hal tidak senonoh.
Dia membayangkan, bagaimana jika Gyuvin sudi untuk menenggelamkan wajah tampannya di bawah sana dan memakan miliknya. Ricky membayangkan betapa nikmatnya jika pemuda Kim benar-benar melakukannya. Menghisap, menjilat, memainkan liang hangatnya sesuka hati secara brutal sampai dia mencapai orgasme.
Sebenarnya bukan karena Gyuvin tidak mau, tapi karena Ricky saja yang terlalu gengsi untuk meminta lebih dulu. Lagipula menurut pemikiran Ricky, kenapa dia harus meminta disaat dirinya saja bisa begitu peka memberikan Gyuvin kenikmatan lewat blowjob dan bahkan menelan pejunya.
Namun Ricky masih merasa kurang jika hanya menekan-nekan dari luar. Ia mulai menelusupkan jemarinya pada celana dalamya. Ricky menusuk-nusuk memeknya sendiri yang sudah becek. Dimulai dari satu jari, lalu langsung tiga.
Ricky juga memasukkan jemarinya ke dalam atasan yang dipakainya untuk memainkan puting yang sudah sensitif karena dirinya sendiri. Ia memilinnya dengan satu tangan, sedangkan tangan yang lain tetap merojok memeknya. “Ahh, Gyuvinhh hng – “ Ricky merasakan basahnya merembes hingga kain terluar.
Ricky terus menerus menghujam memeknya sampai kelojotan sendiri. Dia reflek menekuk kedua kakinya, mengangkang lebar dan terus menerus melajutkan kegiatan fingeringnya itu di kamar yang disinari lampu remag-remang.
Ia medesah tidak karuan, bunyi becek clok clok clok yang berulang juga terdengar sangat berisik mengingat kamarnya benar-benar hening dan tidak ada suara lain selain perlakuan Ricky pada dirinya sendiri. Suara becek beradu dengan napas Ricky yang terengah-engah sekaligus napas Gyuvin yang pemiliknya terlihat tenang-tenang saja jika dilihat dari sudut samping pengelihatan Ricky.
Tai, sange berat tapi Gyuvin malah bobo.
Ricky tidak sanggup, Ia melihat jam sudah menunjukan pukul tiga pagi kurang lima belas menit. Ia ingin orgasme, ingin dipakai sampai mampus. Kalau perlu, dia ingin dipamerkan ke dunia kalau dia memanglah seorang pria keren diluar, lonte di dalam. Ingin menunjukan, persona kerennya itu semua salah. Dia tak jauh beda dari lonte diluar sana yang butuh dipuaskan dahaga nafsunya.
Nakalnya si kucing putih, Ricky melepaskan seluruh bawahannya dan dibuang sembarangan. Ia meraih tali yang mengencangkan celana Gyuvin. Ricky membukanya, ia elus-elus manja kontol Gyuvin yang sudah pernah merojok memeknya berkali-kali. Gede, seperti yang disukai Ricky.
Ia menciumi milik Gyuvin dari luar, masih dibalut oleh boxer hitam. Ricky sedang menimbang-nimbang keputusan, apakah dia harus memulai tindakan blowjob sekarang atau menunggu Gyuvin terbangun. Sampai akhirnya, pemikirannya dalam beberapa detik harus buyar karna ada jemari panjang yang kekar menelusup ke helaian rambutnya yang tebal. Ia merasakan ada cengkraman tiba-tiba dan membuat Ricky mendongak.
Gyuvin mengeluarkan tawa remeh, “kucing siapa ini, kok nakal?”
Ricky merintih, “kucingnya kamu..”
“Kita baru main loh sayang,” Gyuvin menarik tangan Ricky hingga yang lebih tua begitu dekat dengannya. “Kamu nggak capek?” Gyuvin memposisikan kekasihnya untuk setengah badannya berada diatasnya dengan mudah, hingga tangannya bisa menjangkau bagian bawah Ricky yang becek.
“Memeknya udah becek aja. Main sendiri ya, tanpa aku?”
“Sawwrry,” Ricky mengerucut lucu, “bantuin aku, please. Tadi waking up dalam keadaan udah agak becek, huhu. Padahal kita tadi udah — HNGH!”
Gyuvin berdehem sambil menusuk-nusuk memek Ricky dan membuat pemiliknya meremat kaos Gyuvin. Ricky terkejut dan menunggingkan bokongnya sedikit. Gyuvin menyukai reaksi itu, Ricky terlihat seperti kucing birahi, dan Gyuvin adalah pemilik yang tidak kalah bernafsunya sama seperti si kucing nakal.
“Mau diapain sayang? Aku ngikut.”
Ricky bergetar, mendesah pelan, “Ricky kurang ajar nggak.. kalau.. mau dimakan sama kamu?”
Gyuvin terlihat bingung, “kurang ajar gimana, cantik?”
“Ricky mau lidahnya Gyuvin mainin memek Ricky… sampe kelojotan terus pipis-pipis.”
Gyuvin langsung terdiam. Dia pikir dia salah dengar, tak menyangka kalau pikiran Ricky bisa sekotor ini bahkan sempat mendesah disela-sela perkataannya karena jari Gyuvin terus masuk dan keluar dalam kemaluannya.
Dengan lihai Gyuvin menggesek-nggesek klitoris Ricky dan membuat kekasihnya menggelinjang. Pusing. Ricky pusing banget.
“Pleashhhh hngg, geli — ” Ricky merengek, “jadi Gyuvin — hng AH! mau nggak?”
“Mau sayang,” Gyuvin membalikkan tubuh Ricky hingga telentang di kasur. Ia kini mengambil alih dan mengukung Ricky, bisa dilihat secara samar ada rona dan pelupuk mata yang mulai basah karena napsu Ricky yang mulai dijamah.
“Basah banget, cantiknya aku. Princessnya Gyuvin,” kata si Virgo sambil melihat betapa banjirnya Ricky karena perlakuan dirinya sendiri sebelumnya dan ditambah bantuan kecil-kecilan Gyuvin. Ia merasakan cairan Ricky dengan jarinya dimasukkan mulut, “enak sayang. Aku habisin ya?”
Disinilah Ricky mulai meremas surai yang lebih muda sambil menggigit bibir. Pinggulnya bereaksi naik dan turun sesekali saat Gyuvin menjilat titik nikmatnya dan membuat kekasihnya mengerang. Lidah Gyuvin sesuai ekspetasi Ricky, lihai sampai benar-benar membuatnya kelojotan. Erangannya semakin kencang hingga malah termasuk teriakan.
Ricky mengulang-ngulang kata-kata bahasa ibunya, “good — so fucking good, Gyuvinhh ahh, ahh.” Kekasihnya betulan lihai, Ricky jadi benar-benar gila dan mabuk kebayang.
Ia tanpa sadar menekan kepala Gyuvin lebih dalam. Membuat pemiliknya menyedot memeknya berlebih dan bahkan rela terjepit diantara paha Ricky yang tidak kuasa menahan betapa nikmatnya dimakan oleh Kim Gyuvin.
Ricky mengambil napas banyak, dia terengah-engah, “Hanggg, Gyu.. kamu minggir dulu.. mauhh hhhh keluar angh.”
“Keluarin aja sayang,” Gyuvin menjawab dengan wajah yang terlihat basah, “semprotin ke muka aku, bakal aku jilat. Aku minum semuanya, aku makan memek kamu.”
“Nggak mauhh! nanti kamu beneran kena semprot!”
Segera setelah perkataan itu, Gyuvin malah dengan sengaja menekan klitoris Ricky hingga kekasihnya benar-benar squirts membasahi wajahnya. Kaosnya basah, Gyuvin kemudian menjauhkan wajahnya sambil tertawa sedikit, hal itu membuat Ricky panik. Takut pria itu marah. Tapi sebaliknya, Gyuvin malah melepaskan kaos tanpa lengannya itu dan kini bertelanjang dada.
Gyuvin menaruh kaos itu disebelahnya. Ia kembali mendekat, meratakan cairan Ricky dengan jari, menggesek-nggeseknya sampai membuat pria bermarga Shen menggeliat dan gemetar. Yang lebih tua terus mendesah dan menjadi semakin basah. “sensitive — ahhh fuck.” Gyuvin memutuskan mulai memasukkan jarinya. Nyodok dan terus nyodokin memek Ricky yang berkedut dan kaki pemiliknya yang mulus itu masih bergetar seperti tersengat.
Jari Gyuvin yang panjang betul-betul membuat Ricky keenakan dan menggelinjang kesana-sini sampai harus Gyuvin pegangi. Di dalam begitu basah, hangat dan licin. Gyuvin memaju mundurkan tiga jari dan bibir Ricky sudah mengeluarkan desahan lebih banyak yang tak tertahankan. “Aahhh, mentokkin.”
Ricky meracau saat menyadari empat jari sudah masuk di dalam dan mengobrak-abrik liangnya beberapa detik kemudian. Ia semakin berisik, pinggulnya menggeliat dan membuat Gyuvin tersenyum jahil. “Seksi banget sayang, cantik. Ini kalo direkam, bagus sih.”
“Mau nggak sayang, bikin konten bokep sama aku?” Gyuvin melanjutkan rojokkannya dengan kecepatan yang malah semakin ditambah. Ricky bisa-bisa orgasme lagi karena ini. “Kita bikin video, upload di onlyfans. Biar seluruh dunia tahu, kamu lontenya aku.”
“Hngggg,” Ricky menyentuh lengan Gyuvin yang paling dekat dengannya.
“Atau kamu mau masuk twitter aja, biar orang-orang juga bisa akses bebas secara gratis?”
Kata-kata Gyuvin hanya dibalas dengan desahan yang Ricky tidak tahan sama sekali. “Memek kamu becek parah,” Gyuvin berucap seolah kata-katanya adalah pujian. “Sange ya, bayangin jadi artis bokep?” Cairan Ricky terlihat sangat banyak hingga mengalir pada paha dalamnya. Gyuvin mendekatkan wajahnya lagi, ia menarik paha Ricky hingga bertumpu pada bahunya dan menjilat cairan kekasihnya dengan sensual dan membuat Ricky kegelian.
“Vinnhh.. anh – mau kontol kamu langsung aja bisa ngga?”
Gyuvin mengadah, memandang Ricky yang sudah kacau karenanya. “Bukannya kamu yang minta dimakan?”
“Itu tadi!” Protes Ricky. “Ayo langsung masukin aja, ‘kan kata kamu udah becek memeknya.”
Karena di posisi yang sama, alias kedua kaki Ricky ada pada pundak Gyuvin, yang lebih muda menurunkan kaki Ricky yang sebelah kiri. Ia mulai meremas perlahan bagian kaki kanan, menggigitnya pelan-pelan dan meninggalkan bekas kemerahan disana.
Wajah Ricky memerah, ia terlihat merona sampai menutup matanya dan mengalihkan pandangan. Pandangan Gyuvin fokus dan bersamaan dengan itu ia mainkan memek Ricky yang becek dan sensitif. Gyuvin mencubit bibir memek Ricky dan membuat pemiliknya tegang dan melotot, desahan penuh gairah sekali lagi memenuhi ruangan.
“Gyuvin.. iky mohon, please… hngg udah. Mau dikontolin gyuvinhh ang — udah please, udahan rojokin memek akunya. Aku gak kuat — ” Ricky memelas tapi Gyuvin malah memainkan kemaluannya lagi dan lagi.
“Ky, ini kalau lima jari muat gak ya?”
“Kamu mau bikin aku mati — HAH! ANGHH, GILA KAMU GYUVIN!”
Gyuvin tersenyum bangga saat ide brilian dan kotornya itu berhasil. Lima jarinya yang panjang dan berurat benar-benar bisa masuk ke dalam lubang Ricky dengan sempurna dan tanpa kesulitan. “Memek kamu emang pantes diginiin.”
“Nghhh.. Ah — ah, anjing gyuvin too fast fuck,” Ricky tidak bisa tidak mengumpat. Seluruh tubuhnya bergetar hebat, “enak! hah — hhah, gyuvin ngebuat memeknya Iky enak banget vinhh.”
Ricky menutupi wajah cantiknya yang terengah-engah. Air mata yang turun dari pelupuknya merupakan kesukaan Gyuvin lebih dari apapun. Karena itu, Gyuvin menarik tangan Ricky supaya submisifnya tidak menutupi paras bak dewa dewi. “Tunjukin mukanya sayang, tunjukin muka lontenya. Muka pereknya Kim Gyuvin.”
Ricky kalah. Dia menuruti sang pemenang dan mengundang seringai kepuasan. Kemudian Ricky mencapai klimaksnya lagi. Kasur benar-benar basah oleh mani Ricky disaat Gyuvin belum cum dengan sungguh-sungguh. Hanya ada precum di ereksinya yang kian membesar. Gyuvin menyeluarkan lima jarinya dari memek kekasihnya dan kemudian menjilatinya tanpa rasa jijik.
Ricky capek. Ricky kewalahan. Memeknya capek berkedut daritadi tapi Gyuvin sialan itu nggak juga masukin kontolnya ke liang dia.
Ricky bahkan nggak bisa bernapas dengan baik. Tapi Gyuvin kini sudah menunjukkan tanda-tanda yang bisa membuat Ricky tersenyum senang, “kamu mau raw atau proctected, princess?”
“Hnghh, karena Gyuvin — Ha.. Hari ini baik banget, bikin iky squirts terus, boleh raw kok.”
Kim Gyuvin tidak pernah sebahagia ini mendengar sesuatu saat mereka berbagi cinta (selain saat Ricky mengatakan I Love You setelah seks berakhir). Ia langsung membuka selangkangan Ricky lebar-lebar hingga pemiliknya protes untuk keduakali, “Gyuvin! Jangan lebar-lebar!”
Gyuvin mengeluarkan kontol kebanggaannya dari balik celana, ia mengarahkan kejantanan itu ke arah Ricky lalu membuat tangan Ricky memegangnya, “pegang ky. Kocokin.”
Ricky menurut, dia melakukan handjob sampai Gyuvin mendesis dan kini malah menjambak rambutnya untuk maju, Gyuvin kurang puas. Gyuvin mau mulut Ricky makan kontol dan nelen pejunya.
Sudah biasa dibegitukan, Ricky nggak teriak. Dia langsung lahap kontol gyuvin seperti permen lolipop. Dia jilati kepala kontol kekasihnya sampai puas lalu pelan pelan semakin memperdalam kuluman dia. Tangan Gyuvin yang masih ada di rambut Ricky menahan kepala yang lebih tua dan juga memajukannya jika diperlukan. Mulut Rickynya memang jago urusan begini.
“ah, enak banget anjing ky. Beneran spek lonte ya princessnya aku.” Dipuji sekaligus direndahkan begitu bikin Ricky makin kepancing dan memeknya ngeluarin cairan pelumas. Akhirnya Gyuvin cum di mulut Ricky dan tentu saja langsung ditelan seperti biasanya. Begitu kontol jumbo Gyuvin keluar, Ricky mengambil oksigen sebanyak-banyaknya buat napas.
“Masih mau kontol nggak ky? Kok udah lemes gitu?” Ledek Gyuvin ketika Ricky akhirnya merebahkan dirinya karena rasanya sudah tidak sanggup.
“Mau — tapi, be-beneran.. ya? jangan php-in iky lagi.” Ricky terbata-bata dengan dada yang membusung kewalahan.
“Maaf,” Yah. Gyuvin jadi merasa bersalah karena Ricky harus melewati banyak hal cuma demi kontolnya yang gede itu. “Memek cantik deserve dikontolin sampai hamil. Kamu mau ‘kan ky, hamil anak aku? Nanti kita besarin sama-sama.. kita bikin yang banyak biar ada temennya.”
Ricky hanya mengangguk-angguk pasrah saja untuk itu.
“Jawab dulu dong.”
“MAU! MAU BANGET GYUVIN AAAAHHH BURUAN,” Ricky udah kepalang sange dan gak bisa mikir dengan jernih. Dia tuh cuma pengen kontol, kenapa susah banget sih Gyuvin ngasihnya?!
Gyuvin akhirnya melakukannya. Dia menggendong Ricky supaya wajah mereka sejajar. Kedua tangan Gyuvin ada pada bokong Ricky dan dua tangan Ricky ada di leher Gyuvin. Sang dominan berpindah ke headboard kasur untuk bersandar lebih nyaman dengan Ricky di pangkuannya. “Coba, masukin sendiri ky.”
Ricky membuat pertahanan di bahu Gyuvin dengan sebelah tangan. Dia masukkin kontol pacarnya itu ke liangnya pelan-pelan dan jleb, langsung masuk karena sama Gyuvin langsung didoronh secara paksa. “AH!” Desahan satu lolos dari bibir Ricky tanpa persiapan. Jelas dia tidak bereskpektasi Gyuvin akan memaksa masuk tanpa aba-aba. Ia memasang wajah kesal pada Gyuvin sebelum dominannya mulai bergerak naik turun sambil memegangi pinggul Ricky yang seksi.
“Bagus sayang… hah. Sempit banget anjinglah.. ketatin terus ky. Jepitan kamu nggak ada duanya.” Gyuvin berucap sambil menerima kepala Ricky yang diletakkan di ceruk lehernya. Gyuvin menggunakan kesempatan itu untuk menggigit dan meninggalkan bekas kemerahan di leher Ricky. Tepatnya pada tattoonya.
“Mau nggak kamu, bikin tattoo tulisannya pereknya Gyuvin?”
Ricky sekarang tidak bisa berpikir. Dia bahkan tidak bisa mendengar pertanyaan Gyuvin dengan jelas dan hanya mengangguk-angguk. Terutama saat puting merah mudanya dimainkan oleh Gyuvin. Diputar, dicubit, juga ditekan-tekan. “Jawab lonte, gak ada sopan-sopannya ya ngacangin gua? Udah budeg karna kesumpel kontol?”
“Hanghh…. Gyuv — ah, ah, ah” Ricky hanya bisa mengeluarkan desahan. “Ta — tadi bilang ap-a AH fuck yes.. yes deeper fuck fuck fuck anjing ahh.”
Bangsat desah terus. Lonte murahan emang.
“Gimana ky?”
“Hnghh — - Gyuvin kedaleman please, Iky.. Iky bisa ngerasain Gyuvin di perut Iky…” Jawabnya sambil meremat bahu Gyuvin, “punya Gyuvin gede banget sih..”
“Gila, tembus.” Gyuvin baru menyadari saat melihat perut rata Ricky kini malah menunjukan tonjolan yang mencetak kemaluannya dengan jelas. Masuk dan keluarnya, ritmenya, semuanya terlihat dengan mata kepala masing-masing.
Ricky berusaha mengangkat kepalanya dari ceruk Gyuvin tapi dia kesusahan. Dibantunya oleh kekasihnya menggunakan jemari panjangnya. Wajah Ricky ditangkup dengan satu tangan, bibir Ricky terlihat mengerucut dan kemudian Gyuvin menciumnya. Mencumbu orang tercintanya dan bertukar saliva. Perlahan jemari Gyuvin yang sama turun ke leher Ricky, berasa nyekek dia kalau diliat dari jauh. Padahal Gyuvin tentu nggak nyekek beneran. Cuma biar Rickynya nggak oleng.
“Aku mau keluar sekarang,” Gyuvin memberitahu ketika rasa-rasanya sudah sampai dipuncak. “Kamu harus hamil anak aku Ricky, kalau enggak, kita seks ulang lagi terus-terusan.”
Dan akhirnya Gyuvin mencapai putihnya. Ricky sudah mabuk kepayang dan lubangnya benar-benar penuh oleh cairan Gyuvin sampai merembes ketika kontol Gyuvin dikeluarkan. Memeknya terasa kebas, “bangsat.. bucat ini bisa-bisa.”
Gyuvin mengecup puncak kepala Ricky yang berkeringat, “thank you, Princess.”
Ricky memeluk Gyuvin, “maaf tadi nggak jawab pertanyaan kamu. Aku beneran nggak bisa denger dan mikir apa-apa ugh.” Gyuvin belum menjawab, Ricky sudah menguap, melanjutkan kata-katanya, “capek.. ngantuk.”
“Kita belum beberes sayang, ini juga basah semua kasurnya karna kita.” Gyuvin menepuk-nepuk punggung Ricky. Mencium puncak kepalanya dan mengelus punggungnya. “Iky mau ganti baju yah? Mandi? Penting soalnya. Biar tetep bersih.”
“Hngh…” Ricky ingin menolak. Tubuhnya benar-benar kelelahan. Memang benar semua terasa tidak nyaman karena peluh, tetapi, “nanti memek Iky nggak penuh spermanya Gyuvin lagi dong? Iky ‘kan pengen hamil anak Gyuvin..”
Gyuvin tertawa kecil, “Tadi ‘kan udah ketembak di dalem sayang. Ini yang dibawah sisanya aja.”
Ricky menghela napas, “kamu bantuin, ya?” Iky nggak bisa jalan. Ricky butuh tumpuan, kalau bisa, Gyuvin mandiin.”
“Iya sayang. Boleh.”